Sehubungan dengan permintaan konsumen atas motor Dayang yang kian meningkat, produksi kendaraan roda dua nasional tersebut tahun ini ditingkatkan dua hingga lima kali lipat. Saat ini produksinya sekitar 200 unit/unit.
"Tahun ini kmi sudah punya kesepakatan dengan investor luar negeri akan meningkatkan kapasitas produksi menjadi antara 500dan 1000 unit/hari," kata Lukas Jaya, Direktur PT Dayang Motor Indonesia Solo didampingi Manajer Pemasaran Fred Yastaky Rivai, kemarin.
Setelah patungan dengan Korea dan Malaysia, lanjut dia, pabrik yang berlokasi di Dagen, Kabupaten Karanganyar akan diperluas. Saat ini motor itu telah menggunakan komponen lokal 50% dan dalam waktu dekat akan ditingkatkan menjadi 90%.
"Jika komponen lokal sudah mencapai 90%, maka kami optimis harga akan dapat makin ditekan," ujarnya.
Saat ini motor tersebut dijual seharga antar Rp.3 juta dan Rp. 6 juta/unit. Jika komponen lokal sudah mencapai 90%, aka dapat ditekan lagi hingga 30%.
"Cita-cita saya memang ingin membuat motor merakyat seperti sepeda ontel pada tahun 1950-an," tandas Lukas.
Hingga kini, kata dia, komponen yang masih diimpor antara lain bagian-bagian isi mesin. Komponen tersebut hasil produksi perusahaan dibawah lisensi Jepang, sedangkan tempat mesin atau bloknya sudah dibuat sendii dan sejumlah produsen dengan baha nbaku dari PT Krakatau Stell.
Berbagai komponen lainnya dicukupi oleh produsen dalam negeri dari seluruh Indonesia, termasuk Klaten, Semarang, Sukoharjo, Yogyakarta, Surabaya dan Karanganyar. Tak kurang dari 50 pemasok telah bekerjasama dengan Dayang Motor.
"Para produsen itu selama ini juga memasok suku cadang kendaraan bermotor Jepang yang dirakit di Indonesia, sehingga suku cadang Dayang mudah diperoleh di pasaran karena sama denga motor Jepang." tuturnya.
Ia menyebut Dayang sebagai motor nasional karena sudah banyak menggunakan komponen buatan dalam negeri.
Namun dalam menggembangkan, lukas merasa kurang mendapat dukungan dari pemerintah. Semua dengan modal sendiritanpa keterlibatan bank. (bt-53)
Disebuah toko sepatu dikawasan perbelanjaan termewah di sebuah kota, Nampak di etalase sebuah sepatu dengan anggun diterangi oleh lampu yang indah. Dari tadi dia Nampak jumawa dengan posisinya, sesekali dia menoleh ke kiri dan ke kanan untuk memamerkan kemolekan designnya, haknya yang tinggi.
Pada saat jam istirahat, seorang pramuniaga yang akan makan siang meletakkan sepasang sandal jepit tidak jauh dari letak sang sepatu.
“Hai sandal jepit, sial sekali nasib kamu, diciptakan sekali saja dalam bentuk buruk dan tidak menarik”, sergah sang sepatu dengan nada congkak.
Sandal jepit hanya terdiam dan melemparkan sebuah senyum persahabatan.
“Apa menariknya menjadi sandal jepit?, tidak ada kebanggaan bagi para pemakainnya, tidak pernah mendapatkan tempat penyimpanan yang istimewa, dan tidak pernah disesali pada saat hilang, kasihan sekali kamu”, ujar sang sepatu dengan nada yang semakin tinggi dan bertambah sinis.
Sandal jepit menarik nafas panjang, sambil menatap sang sepatu dengan tatapan lembut, dia berkata “Wahai sepatu yang terhormat, mungkin semua orang akan memiliki kebanggaan jika memakai sepatu yang indah dan mewah sepertimu. Mereka akan menyimpannya ditempat yang terjaga, membersihkannya meskipun masih bersih, bahkan sekali-sekali memamerkan kepada sanak keluarga maupun tetangga yang berkunjung ke rumahnya”. Sandal jepit berhenti sejenak dan membiarkan sang sepatu menikmati pujiannya.
“Tetapi sepatu yang terhormat, kamu hanya menemaninya di dalam kesemuan, pergi ke kantor maupun ke undangan-undangan pesta untuk sekedar sebuah kebanggaan. Kamu hanya dipakai sekali saja. Bedakan dengan aku. Aku siap menemani kemana saja pemakaiku pergi, bahkan aku sangat loyal meski dipakai ke toilet ataupun kamar mandi. Aku memunculkan kerinduan bagi pemakaiku. Setelah dia seharian dalam cengkeraman keindahanmu, maka manusia akan segera merindukanku. Karena apa wahai sepatu? Karena aku memunculkan kenyamanan dan kelonggaran. Aku tidak membutuhkan perhatian dan perawatan yang special. Dalam kamus kehidupanku, jika kita ingin membuat orang bahagia maka kita harus menciptakan kenyamanan untuknya”, Sandal jepit berkata dengan antusias dan membiarkan sang sepatu terpana.
“Sepatu ! Sahabatku yang terhormat, untuk apa kehebatan kalau sekedar untuk dipamerkan dan menimbulkan efek ketakutan untuk kehilangan. Untuk apa kepandaian dikeluarkan hanya untuk sekedar mendapatkan kekaguman.” Sepatu mulai tersihir oleh ucapan sandal jepit.
“Tapi bukankah menyenangkan jika kita dikagumi banyak orang”, jawab sepatu mencoba mencari pembenar atas posisinya. Sandal jepit tersenyum dengan bijak “Sahabatku! Ditengah kekaguman sesungguhnya kita sedang menciptakan tembok pembeda yang tebal, semakin kita ingin dikagumi maka sesungguhnya kita sedang membangun temboknya”.
Dari pintu toko nampak sang pramuniaga tergesa-gesa mengambil sandal jepit karena ingin bersegera mengambil air wudhu. Sambil tersenyum bahagia sandal jepit berbisik kepada sang sepatu.
“Lihat sahabatku, bahkan untuk berbuat kebaikan pun manusia mengajakku dan meninggalkanmu”.
Sepatu menatap kepergian sandal jepit ke mushola dengan penuh kekaguman seraya berbisik perlahan “Terima kasih, engkau telah memberikan pelajaran yang berharga sahabatku, sandal jepit yang terhormat”.
Semoga dari cerita sandal jepit dan sepatu ini bisa menjadi bahan renungan bagi kita
TOKYO - Pengembang game Capcom, berencana akan meluncurkan game Monster Hunter 3 untuk platform PlayStation Portable (PSP) paling lambat akhir tahun 2010. Tahap awal rencananya, Capcom akan meluncurkan game tersebut di pasar Jepang.
Game yang mengisahkan pertarungan di dunia bawah laut tersebut memang menjadi andalan Capcom di tahun 2010 untuk semua konsol. Terakhir kali, Capcom merilis seri Monster Hunter untuk PSP pada Maret 2008.
Saat itu, Monster Hunter yang dirilis bertajuk Freedom Unite terjual lebih dari 3,5 juta copy.
Softpedia, kamis (18/3/2010) melansir, Capcom sangat mengharapkan peluncuran Monster Hunter 3 untuk PSP dapat mengulang kesuksesan Monster Hunter Freedom Unite, dua tahun silam.
Pada game terbaru di PSP ini, Capcom menawarkan sejumlah perubahan dibandingkan dengan versi Monster Unite 3 untuk platform Wii. Senjata-senjata yang ditawakan untuk gamers makin beragam. Belum lagi, tampilan grafis yang lebih 'hidup'.
Monster Hunter 3 rencananya juga akan diluncurkan untuk platform wii di kawasan Australia dan Eropa pada April mendatang. Pada awalnya game ini dibuat untuk platform PlayStation 3. Namun, akhirnya Capcom mengubah haluannya ke Nintendo Wii yang akhirnya menjadi pendukung utama game tersebut saat diluncurkan di Jepang Agustus 2009. (ugo)
Pertama kali diperkenalkan pada dunia sepuluh tahun silam, PlayStation 2 merupakan konsol penerus kesuksesan PlayStation sekaligus pendahulu dari PlayStation 3 yang tengah menjadi konsol era sekarang. Dengan mengusung format DVD untuk game-gamenya, PS2 telah mendukung perkembangan home video sekaligus mengangkat format media tersebut sebagai format yang masih digemari orang-orang hingga saat ini. Selain itu, PS2 juga telah memberikan pengaruh terhadap perkembangan para kompetitor industri game lainnya, sebagaimana kehadiran Microsoft dengan Xbox-nya dan juga fitur backward compatibility yang ada pada Nintendo Wii untuk GameCube-nya.
Hingga saat ini, konsol satu ini telah mencatat penjualannya sampai pada angka 140 juta unit (yang tercatat) di seluruh dunia. Angka tersebutlah yang menjadikannya sebagai konsol rumahan dengan penjualan tertinggi sampai pada saat ini.
Sepuluh tahun sudah berlalu dan PS2 masih terus bertahan hingga saat ini, meskipun pengembangan atas game-gamenya memang sudah semakin menipis. Walau begitu, bukan berarti bahwa Sony telah “membunuh” konsol tersuksesnya ini. Terhitung semenjak April 2009 yang lalu, PS2 telah diperjualkan dengan harga $99,99. Hal ini setidaknya pun masih punya pengaruh dalam menambah penjualan konsol ini.
Kehadiran PS2 jelas merupakan sebuah sejarah penting dalam perkembangan industri video game dunia. Sejumlah nama game besar dan telah menjadi legenda tentunya juga sudah gamers kenal menjadi khas bagi konsol ini. Banyak game-game menarik di PS2 yang pastinya punya kenangan tersendiri bagi gamers termasuk gamers VGI. MGS2 dan 3, Final Fantasy X, Resident Evil 4, Devil May Cry, Onimusha, Shadow of the Colussus dan Zone of the Enders hanyalah beberapa dari game-game PS2 yang masih berkesan bagi LYR hingga saat ini. Bagaimana dengan gamers VGI? (LYR)
Kisah ini mungkin ada yang pernah dengar,tapi yg belum silahkan di baca moga bermanfaat
Aku Menangis Untuk Adikku 6 Kali
Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.
Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.
"Siapa yang mencuri uang itu?" Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan,
"Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!"
Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi.
Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata,
"Ayah, aku yang melakukannya!"
Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas.
Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, "Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? ... Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!"
Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata,
"Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi."
Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku.
Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun Aku berusia 11. Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten.
Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya memberengut, "Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik...hasil yang begitu baik..." Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, "Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?"Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, "Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku."
Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. "Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!" dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata,
"Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini."
Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas. Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku:
"Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang."Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata ber- cucuran sampai suaraku hilang.
Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20. Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas) . Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, "Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!"Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, "Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?"
Dia menjawab, tersenyum, "Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?"Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku.
Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, "Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu. .."Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, "Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu."Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis.
Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23. Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. "Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!" Tetapi katanya, sambil tersenyum, "Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini.Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya?
Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu.."Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan mebalut lukanya. "Apakah itu sakit?" Aku menanyakannya.
"Tidak, tidak sakit.Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan..."Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku.
Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, "Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini."Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit.
Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, "Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?"
Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya.
"Pikirkan kakak ipar--ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan.
Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?"
Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah: "Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!"
"Mengapa membicarakan masa lalu?" Adikku menggenggam tanganku.
Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, "Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?" Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, "Kakakku."
Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat. "Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah.Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu.Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya.
Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya."Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku.Kata- kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, "Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku." Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.
Sumber: Diterjemahkan dari "I cried for my brother six times"
(Dari email seorang teman ; Pic taken from flickr)
TOKYO - Dominasi Zynga sebagai pengembang game di Facebook akan semakin mendapatkan tantangan dari kompetitornya yang merupakan perusahaan besar, yaitu Sony.
Melalui anak usahanya, Sony Online Entertaimen (SOE) akan memberikan game yang sama menariknya dengan game yang ada di konsol besutan mereka. Salah satu game pertama yang ditawarkan adalah, PoxNora.
Dikutip dari PC World, Rabu (10/3/2010), PoxNora: Battlefield of The Immortals dibuat sejak tahun 2006. Namun, Sony mengakuisisi situs dan game fantasi itu pada tahun 2009 dan diklaim telah terdapat lebih dari 2,5 juta akun yang terdaftar.
"Facebook memberikan para gamer cara baru dalam bermain game. PoxNora untuk Facebook, kami menawarkan pengalaman SOE dalam memberikan hiburan bagi komunitas game online selama lebih dari 10 tahun ini," kata Presiden SOE John Smedely.
"Sony sudah berpengalaman dalam mengembangkan dan membesarkan game sosial seperti ini," tambahnya.
Setelah PoxNora sukses, Smedely berjanji akan menambahkan game-game lainnya yang sangat berbeda dari game untuk Facebook lainnya.
LONDON - Siapa bilang hewan kecil seperti Lebah, tidak bisa mengenali wajah manusia? Sebuah penelitian oleh peneliti dari Australia dan Perancis membuktikannya.
Dalam penelitian tersebut terungkap, kalau para lebah itu akan mengenali wajah manusia, selama wajah tersebut memeliki kecocokan bentuk dengan bunga, karena para Lebah tersebut akan mengenalnya demikian.
Uji coba tersebut memperlihatkan bahwa pada dasarnya lebah dapat diajarkan bagamaina mengenal pola, dan tekstur garis pada wajah manusia. Akan tetapi, para peneliti tersebut mengingatkan seperti yang dilansir Jurnal Science, Senin (1/2/2010), pengenalan wajah oleh lebah tersebut bukan berdasarkan personal.
"Sangat menakjubkan bahwa otak seukuran microdot dari lebah jenis ini dapat mencapai analisis gambar," kata salah satu peneliti.
"Pendekatan untuk pengenalan wajah lewat lebah dapat terbukti bermanfaat dalam pengembangan sistem pengenalan wajah," tambahnya.
Ini artinya, lebah dapat menggunakan strategi yang sama untuk mempelajari dan mengenali objek yang berbeda dalam lingkungan mereka. Selain itu, lebah dapat mempelajari pengaturan relatif fitur yang menciptakan wajah seperti pola, jelas peneliti